Hakikat Pengembangan
Mudhoffir mengutip pendapat
Twelker yang menyatakan bahwa pengembangan adalah membuat tumbuh secara teratur untuk
menjadikan
sesuatu lebih besar, lebih efektif lebih baik dan sebagainya.[1] Pendapat
Twelker ini mengacu pada pengembangan yang diarahkan
untuk
memproduksi sesuatu dan membuat
suatu perubahan yang
berarti tehadap hasil karya tersebut.
Kamus Besar Bahasa Indonesia juga mendefinisikan pengertian
pengembangan sebagai proses, cara perbuatan mengembangkan secara
bertahap dan
menuju ke sasaran yang
dikendaki.
Setiap hal yang dibuat
dan ditujukan pada satu tujuan tertentu memiliki
tahapan-tahapan yang teratur. Dalam pengembangan itu sendiri akan melibatkan banyak pihak guna memudahkan proses pencapaian tujuan tersebut.
Pengembangan
ini memberi peluang kepada siapa pun yang memiliki
potensi dalam bidang tertentu mengembangkan kemampuan dan ide-idenya sesuai dengan bidang yang ditekuninya tersebut.
Hal sama diungkapkan oleh Seels & Rickhey, yang mendefinisikan pengembangan sebagai proses penerjemahan spesifikasi desain ke dalam
bentuk fisik.[2] Perwujudan ide tersebut akan melalui tahapan-tahapan yang memiliki sistimatika tertentu. Melalui proses tahapan-tahapan tersebutlah ide yang tertuang dalam desain akan dapat terlihat kekurangan dan kelebihan yang
terdapat pada desain
yang
dibuat. Dengan demikian, adanya
perbaikan
dalam proses pengembangan akan memperkuat perwujudan desain sesuai dengan tujuan utama pengembangan
desain tersebut.
Pengembangan menurut pakar-pakar tersebut
tidak membatasi pengembangan
terhadap ruang dan waktu serta
wujud
dari hal -hal
yang dikembangkan. Salah satu aspek yang dapat dikembangkan adalah
pengembangan media. Dijelaskan pula
bahwa pengembangan media
termasuk dalam
kawasan pengembangan pada tekonologi pembelajaran, di
mana
pada kawasan ini mencakup fungsi-fungsi desain, produksi dan penyampaian.[3] Pengembangan media ini merupakan salah satu pengembangan yang mengacu pada
pengembangan instruksional.
Toeti Soekamto mengungkapkan bahwa pengembangan instruksional mencakup pengertian, peningkatan, metode-metode instruksional untuk menciptakan suatu sistem atau program instruksional[4].
Terdapat berbagai macam tujuan
utama diadakannya
pengembangan yakni memperbaiki atau meningkatkan kualitas dari
suatu model, produk, mengevaluasi dari segi kualitas ataupun kuantitas
model dan
atau
produk. Pengembangan itu sendiri memiliki makna
perwujudan ide abstrak ke dalam bentuk nyata.
Ide yang berwujud abstrak dituangkan ke
dalam suatu desain sehingga dapat terealisasi secara konkret.
[1] Paul
A.
Twelker, et.al.
dalam Mudhoffir, Teknologi
Instruksional (Bandung :
Remaja Rosadakarya,1990) h.29
[2] Seels & Rickhey dalam Bambang Warsita. Teknologi
Pembelajaran Landasan &
Aplikasinya, (Jakarta: Rineka Cipta. 2008), h.26
[3] Barbara B.Seels dan Rita C. Richey, dalam Dewi S Prawiradilaga, Raphael
Rahardjo dan Yusufhadi Miarso, Tekonologi Pembelajaran : Definisi dan Kawasannya (Jakarta : Unit Percetakan UNJ,2002) h.38-39
[4] Toeti
Soekamto, Perancangan dan Pengembangan Sistem Instruksional, (Jakarta: Intermedia 1993), h.34
0 Komentar